Kamis, 19 April 2018

Belajar Ala 'Kids Jaman Now' Menggunakan Blog dan Media Sosial

Banyak orang Indonesia dari segala usia saat ini menggunakan media sosial. Dari Facebook hingga Instagram, semua orang tampak memiliki platform favorit untuk berekspresi dan berkomunikasi.

Bagaimana dengan blog?

Blog mungkin semakin populer ketika perusahaan dan pebisnis beralih menggunakan blog untuk mempromosikan produk mereka.

Sebuah blog adalah media yang sangat praktis untuk menyampaikan cerita dan terhubung dengan audiens ataupun calon pelanggan.


Sumber: Pixabay.com

Tapi kebebasan menggunakan blog tak hanya melulu soal monetisasi atau bisnis.

Banyak tenaga pendidik yang menggunakan blog untuk terhubung dengan para siswanya; membagikan materi ujian dan media belajar yang mudah diakses siswa dimanapun mereka berada.

Tak sedikit pula blog niche yang menggunakan platform blog untuk membagikan konten pendidikan favorit mereka seperti Fisika, Matematika, Psikologi hingga Filsafat.



Para blogger ini pun tak selalu datang dari orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan khusus.

Saat ini, ibu rumah tangga pun memiliki hobi menulis di blog untuk mengisi waktu luang sembari mengurus keluarga. Seperti komunitas para ibu blogger yang menamai diri mereka Kumpulan Emak Blogger. Dalam blognya, para ibu membagikan banyak sekali tips yang sangat berguna dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti pengasuhan hingga urusan sekolah anak.

Tak jarang para ibu rumah tangga ini produktif menulis hingga bisa menerbitkan buku sendiri!

Internet bisa diibaratkan seperti televisi yang ditayangkan secara global, bedanya setiap orang bisa membuat channel atau platform mereka sendiri, dan memutuskan konten apa yang ingin ditampilkan.

Tidak heran saat ini ada berbagai macam konten yang bisa kita temukan lewat pencarian Google. Kita pun bisa mengakses berbagai informasi seperti tutorial, resep, atau tips perjalanan.

Pendidikan saat ini tidak hanya terjadi di sekolah. Tanpa sadar, anak-anak kita juga belajar banyak hal dari Internet. Mereka mendapatkan pendidikan tentang teknologi, seni hingga menemukan bakat menulis dalam diri mereka.


Sumber: Pixabay.com

Mereka mungkin menemukan informasi-informasi ini secara kebetulan atau atas saran temannya di Facebook dan media sosial lainnya. Hasil belajar online ini tentu akan lebih optimal jika orangtua ikut mendukung di rumah.

Banyak yang tidak kita pahami dari dunia ‘Kids Jaman Now’, tapi bukannya mustahil dipelajari orangtua. Orangtua atau wali justru bisa memanfaatkan perkembangan teknologi Internet dan komunikasi online untuk menyemangati anak dalam meningkatkan prestasinya di sekolah.

Program belajar online di rumah


Sumber: Pixabay.com
Orangtua yang tinggal atau bekerja dari rumah bisa menciptakan rencana belajar tambahan untuk anak. Caranya:

  • Pilih satu topik pelajaran terbaru yang sedang dipelajari anak di sekolah, pilih satu bab atau bagian khusus yang kelihatannya penting atau berpotensi diujiankan.
  • Lalu tugaskan anak untuk membuat satu postingan tentang topik tersebut, mengemukakan poin-poin penting dari materi tersebut dan mempublikasikannya di blog.
  • Selanjutnya orangtua bisa memeriksa hasil pekerjaan anak lewat blog tersebut dan memberi penilaian lewat kolom komentar.


Bunda atau Ayah juga bisa mengajak orangtua dan anak-anak lainnya untuk ikut berdiskusi dan memberikan pendapat mereka terhadap hasil tulisan anak. Bagikan tautan hasil pekerjaan anak lewat SMS atau grup percakapan di WhatsApp, Line dan sebagainya.

Selain itu, orangtua atau wali juga bisa memberi sistem hadiah untuk setiap sekian tulisan yang diterbitkan.

Misalnya, dibelikan kuota Internet setiap kali anak menerbitkan sepuluh tulisan dalam mata pelajaran Matematika.

Atau ajak anak pergi berwisata alam dengan mengajak sahabat atau teman-teman yang dia pilih.

Semangati mereka untuk pergi mendaki, berenang di danau atau sungai, supaya anak tidak hanya asyik menghabiskan waktu berfoto selfie dan mengupdate status.

Setelah beberapa waktu menggunakan platform blog secara gratisan, tidak ada salahnya menghadiahi anak dengan membelikan domain untuk blog belajarnya. Memiliki domain sendiri seperti “bloganak.com” atau “bloganak.co.id” tentu akan membuat anak semakin bersemangat mengisi blog pribadinya.

Harga domain situs web saat ini juga tidak terlalu mahal. Banyak penyedia web hosting lokal yang menawarkan domain dengan harga terjangkau.

Media sosial seperti Facebook atau Google Plus juga sangat bermanfaat untuk membagikan tulisan blog. Bertemanlah atau hubungkan anak dengan akun-akun yang relevan seperti komunitas belajar atau sains anak.


Sumber: Pixabay.com

Beri juga tantangan pada anak untuk mendapatkan jumlah pengunjung tertentu dengan membagikan dan mempromosikan link blognya di media sosial favorit. Misalnya seribu pengunjung dalam satu minggu. Semakin banyak menulis dan membagikan tulisan, jumlah pengunjung blog tentu akan meningkat.

Rincian jumlah pengunjung ini nanti bisa dilihat di halaman Statistik.

Dengan memiliki dan membagikan blog belajar pribadi seperti ini, tentu bukan cuma anak kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Teman-teman sekolah dan anak-anak sebayanya di seluruh Indonesia bisa ikut terbantu dalam memahami materi pelajaran sekolah.

Mereka bisa ikut dalam diskusi lewat kolom komentar, dan orangtua bisa ikut memantau komentar-komentar yang masuk.

Siapa tahu dari blog ini bisa berkembang menjadi sebuah komunitas orangtua dan anak. Menjadi Sahabat Keluarga tempat para orangtua dan anak berbagi pengalaman lewat online ataupun bertemu langsung.

Mengubah kebiasan anak menggunakan media sosial

Menjadikan media sosial dan blog sebagai media belajar akan mengubah kebiasaan anak di dunia maya. Bukan hanya meningkatkan kemampuan akademisnya, tapi juga membuat anak lebih peka membedakan konten yang positif dan negatif.

Media sosial juga dikenal dengan efek negatifnya, terutama jika digunakan secara kurang bijaksana. Asosiasi Psikiatri Amerika mengatakan dorongan obsesif dan keinginan kompulsif untuk mengeposkan foto-foto selfie di media sosial seringkali mencerminkan rasa kepercayaan diri yang rendah, terhadap penampilan diri maupun latar kehidupan seseorang.


Sumber: Pixabay.com

Beberapa sekolah di luar negeri juga melakukan pelarangan gadget seperti ponsel pintar dan tablet di sekolah. Sebagian lagi menggunakan gadget sebagai sistem imbalan, misalnya gadget akan dikembalikan setelah kelas selesai, atau untuk tujuan pendidikan seperti presentasi.

Di sosial media, orang bisa menyunting foto dan video untuk memperlihatkan sisi terbaik kehidupannya, meskipun kenyataannya tidak sebaik yang dipikirkan para penggemar dan pengikutnya.

Setelah diperkenalkan dengan cara menggunakan media sosial yang sehat dan menguntungkan, mudah-mudahan anak tidak akan dikendalikan oleh kebutuhan untuk menampilkan dirinya di media sosial semata-mata demi mendapatkan pujian dari orang lain.

Menjadi orangtua 'Kids Jaman Now'

Meski jaman sudah berkembang pesat, bukan mustahil bagi orangtua untuk memahami dunia anak-anak. Ketika anak sudah bersekolah dan memiliki kehidupan sosial sendiri, bukan berarti orangtua tidak perlu terlibat dalam kehidupan pribadinya.

Orangtua tidak perlu mengetahui semua jawaban. Seringkali yang paling dibutuhkan oleh anak adalah diijinkan untuk memiliki rasa ingin tahu.


Sumber: Pixabay.com

Media sosial dan blog bisa menjadi alat belajar yang sangat baik untuk mengasah artikulasi atau kefasihan berkomunikasi antara orangtua dan anak.

Setelah itu, bersama-sama, orangtua dan anak dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kehidupan masing-masing. Baik dalam prestasi akademis anak, kualitas hubungan dan kemampuan bersosial, hingga menemukan bakat dan kecerdasan yang sebelumnya tidak disadari.

Saat ini kita semua terhubung dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan beberapa dekade yang lalu. Dan sudah menjadi bakat alami umat manusia untuk berinovasi dan berkembang.

Karena itu sudah waktunya orangtua memanfaatkan kemajuan teknologi di sekitar anak-anak kita untuk membantu prestasi mereka dengan cara-cara yang kreatif. Tidak ada alasan untuk tidak mencoba. Nyalakan saja gadget-nya dan belajarlah. #sahabatkeluarga

1 komentar: