Selasa, 29 Januari 2013

Kosongkan Cangkirmu

Ajaran ini diungkapkan oleh Nan-in, seorang master Jepang pada era Meiji (1868-1912). Pada suatu hari ia menerima tamu seorang profesor universitas yang berniat mempelajari Zen darinya.

Nan-in menyajikan teh untuk sang profesor. Tapi ia terus menuangkannya meskipun isinya sudah meluap.

Sang profesor awalnya hanya memerhatikan hingga akhirnya tidak tahan dan berkata, "Itu kepenuhan. Tehnya tidak bisa mengisi lagi!"

"Seperti cangkir ini," kata Nan-in, "kau penuh dengan opini dan spekulasimu sendiri. Bagaimana aku bisa menunjukkan Zen padamu jika kau tidak mengosongkan cangkirmu terlebih dahulu?"

Ajaran ini telah menginspirasi serta diadaptasi oleh banyak orang, terutama biasanya di perguruan-perguruan bela diri, untuk mendidik murid-muridnya agar selalu membuka hati dan pikirannya terhadap ilmu-ilmu baru.

Salah satu disiplin yang bisa diterapkan berdasarkan ajaran ini adalah lebih banyak mendengarkan ketimbang bicara. Terima sudut pandang orang lain lebih dahulu dan tahan dorongan untuk mengumbar semua yang kita tahu. Jika itu kita lakukan maka orang akan lebih menghargai pendapat kita ketika tiba giliran kita untuk bicara.

Ajaran ini sangat baik diterapkan dalam proses belajar dan untuk mengembangkan hubungan yang lebih positif dengan orang lain. Namun ada saatnya ketika kita harus menggunakan hal-hal yang sudah kita pelajari untuk mengembangkan kehidupan kita sendiri.

Lakukanlah yang terbaik dalam pekerjaan atau usaha. Jalani dengan ikhlas, inisiatif dan penuh kreativitas untuk membaikkan kehidupan kita sendiri, bukan untuk membuat orang lain terkesan atau karena sekedar disuruh oleh guru maupun atasan.

Manfaatkan "khasiat teh" yang sudah kita minum secara bijak untuk kebaikan banyak orang, bukan agar semua orang menganggap kita benar atau pintar.

Lalu, akhirnya, terima ilmu baru lainnya di cangkir kita yang sudah kosong.

2 komentar:

  1. Ada yang bilang kita tak perlu mengosongkan cangkirnya... tapi hanya mempersiapkan tempatnya saja... gimana pendapatmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip. Harus selalu siap menerima ilmu baru. Keep curious. Keep being inspired.

      Hapus