Namun maafkanlah untuk dirimu sendiri, demi kedamaian dalam dirimu (inner peace). Kamu tidak bisa mengendalikan apa yang telah dilakukan orang di masa lalu, tapi kamu bisa mengkaji apa yang kamu kerjakan saat ini.
Jika kamu berfokus pada hal-hal buruk yang dilakukan orang padamu, meskipun perlakuan itu sudah berhenti sejak waktu yang lama, kamu masih menyakiti dirimu sendiri dengan pikiranmu.
Jika kamu menerima apa yang sudah terjadi, tidak peduli apa pendapatmu mengenai itu, kamu berada pada jalan membebaskan hatimu.
Kamu bisa merasa bebas tanpa permintaan maaf sekalipun. Permintaan maaf mengindikasikan bahwa orang lain mengakui dan ebrtanggungjawab atas perilakunya. Ini bisa membantu, tapi tidak demikian perlu.
Kunci memaafkan adalah mengikhlaskan dari dalam, yang hanya bisa erjadi jika pikiranmu berhenti mengulang kisah menyakitkan. Ini adalah usaha yang bisa kamu lakukan sendiri. Terutama jika orang yang menyakitimu sudah meninggal atau tidak mampu memperbaiki apa yang sudah mereka lakukan.
Memaafkan tidak pernah terlalu awal atau terlambat. Kembangkan sikap cinta yang tangguh: jadilah sosok yang penuh kasih sayang dan lembut, tapi tetap berkomitmen pada jalurmu, meski sulit, hingga kamu merasa damai.
Hadapi perasaan itu secara langsung. Bayangkan hal menyakitkan itu kamu alami lagi, terima sensasinya dengan segala cinta dan penerimaan, meski seintens dan sepanas apapun situasinya, agar kamu terbebas dari penderitaan.
Bayangkan betapa berbedanya hidupmu seandainya kamu tidak mencurahkan energimu pada kisah masa lalu ini. Sadari bagaimaan hidupmu sudah dipengaruhi oleh mengulang-ngulang kisah tersebut.
Tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang kamu butuhkan. Kamu bisa bicara pada teman jika kamu ingin mencurahkan perasaan. Jika kamu butuh cinta, perlakukanlah dirimu sendiri dengan penuh kesetiaan, lalu teruskan kepada orang lain yang lebih membutuhkannya daripada kamu. Lakukan apapun supaya kamu bisa melepaskan rantai pemberat yang selama ini kamu seret kemana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar