Minggu, 27 Januari 2013

Kepada Siapa Sebenarnya Kamu Marah?

Anak yang sering menerima atau menyaksikan pemukulan oleh orangtuanya akan cenderung melampiaskannya kepada orang lain, menjadikannya orang yang cenderung bertindak kasar dan mudah marah, sebagai pelampiasan atas rasa tidak terimanya terhadap perlakuan di masa lalu.

Begitu juga orang yang sombong dan suka pamer. Ketika menyombongkan kesuksesan atau sesuatu miliknya, ia melakukkannya untuk ditujukan bagi seseorang lain yang mungkin dia harap lebih sering memujinya, misalnya orangtuanya yang lebih banyak memarahi ketimbang mengapresiasi, atau guru yang sering merendahkannya saat masih sekolah.

Kebanyakan dari kita memiliki kecenderungan-kecenderungan diatas, meski dengan takaran yang berbeda. Namun sebenarnya kita tidak harus melakukannya jika kita mengenali sikap tersebut sejak awal.
  • Perhatikan siapa orang kamu ajak bicara. Coba ingat hal-hal yang kamu lakukan atau katakan dalam beberapa hari terakhir, yang kiranya kurang perlu, kasar atau tidak pantas bagi pendengarnya. Apakah kata-kata dan tindakan itu benar-benar kamu tujukan untuk mereka, atau orang lain?
  • Begitu kamu sudah mengenalinya, cobalah menahan dirimu sebelum mengatakan apapun yang bisa menyalahi orang yang tidak bersalah. Minimalisir ucapanmu, sadari dorongan untuk mengungkapkannya.
Jika kamu marah pada bawahan atau anak-anakmu, cobalah untuk tidak langsung mengekspresikannya. Periksa dulu apa yang ada dibalik perasaanmu. Darimana rasa amarah itu datang?

Jika kamu merasa terintimidasi oleh seseorang, renungkan sejenak mengapa kamu merasa terintimidasi. Apakah orang itu berbahaya? Ataukah dia mengingatkanmu pada seseorang lain yang tidak ada disana?

Mungkin hal pertama yang kamu pikirkan adalah bahwa orang yang tidak kamu sukai itu memang tidak baik, bodoh, jahat, pemaksa, kasar, dan sebagainya. Tapi ketika kamu melihat lebih dalam, kamu akan menemukan seseorang lain yang "berdiri" paling dekat di hadapanmu.

Menyadari hal ini dapat membebaskanmu dari tindakan spontan yang tidak bertanggungjawab, dan memberimu pilihan untuk merespon lebih baik dan membangun hubungan yang lebih produktif dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar